NOAHS WISH — Jeddah – Kasus ancaman bom yang menimpa Saudia Airlines SV 5276 rute Jeddah – Jakarta memaksa pesawat mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Diketahui bahwa pesawat itu mengangkut 442 jemaah haji rombongan Kloter JKS 12.
Setelah dicek, Kapolda Sumut Irjen Wishnu Hermawan Februanto menyatakan bahwa pesawat itu steril dari benda bermuatan bom. Kementerian Agama melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief bersyukur mendengar informasi tersebut.
“Dari JKS 12, yang menggunakan maskapai Saudia Airlines, mendapatkan ancaman melalui Bandara di Soetta dan juga di Saudi. Itu ancaman bom, dan saat ini pesawat mendarat di Kualanamu, Sumatera Utara,” kata Hilman ditemui di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Selasa, 17 Juni 2025.
Pendaratan darurat dilakukan untuk mengevakuasi jemaah sekaligus penyisiran ulang koper-koper dan barang bawaan jemaah lainnya menurut prosedur yang berlaku. Terkait prosedur pengamanan pesawat di Bandara Kualanamu, kata Hilman, hal itu sepenuhnya diserahkan kepada otoritas bandara.
“Ini sudah ditangani oleh pihak keamanan setempat, kepolisian, dari otoritas bandara, dan kemudian juga maskapai. Saat ini, tim dari Saudi juga sedang menuju ke lokasi untuk melakukan inspeksi ataupun audit sesuai dengan prosedurnya masing-masing,” imbuh Hilman.
Sementara itu, ratusan jemaah haji JKS 12 sudah dievakuasi ke tiga hotel di sekitar bandara. Mereka rencananya akan kembali diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat yang sama pada pagi ini, Rabu, 18 Juni 2025, sekitar pukul 08.30 WIB.
Jemaah Haji Diminta Tetap Tenang
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5184835/original/006944300_1744348576-WhatsApp_Image_2025-04-11_at_11.35.36_0b8d80ad.jpg)
Hilman meminta jemaah haji asal Kota Depok yang terdampak ancaman bom itu tetap tenang dan tidak panik. Ia menyebut ancaman itu bukan berasal dari penumpang yang iseng, melainkan orang asing yang identitasnya belum diketahui. Karena itu, prosedur pengecekan saat ada kondisi demikian diberlakukan.
“Dalam rangka kehati-hatian, tentu saja ada prosedur yang harus ditempuh. Demi keamanan jemaahah, tetap jemaah diperiksa ulang barang-barangnya, termasuk juga seluruh pesawatnya sesuai dengan ketentuannya,” kata dia.
Di samping itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Saudia Airlines untuk memastikan insiden tersebut tidak berdampak pada jadwal penerbangan pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang I.
“Kami bersama maskapai mitra, dalam hal ini Saudi Airlines, terus berupaya menjaga ritme penerbangan agar proses pemulangan sekitar 250 penerbangan lebih masih bisa berjalan lancar sampai akhir operasi,” ujarnya.
Fase pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama berlangsung pada 11–25 Juni 2025. Total 266 kelompok terbang (kloter) yang akan dipulangkan pada gelombang pertama yang terdiri dari 258 kloter pulang melalui Bandara Jeddah dan delapan kloter melalui Bandara Prince Muhammed bin Abdulaziz Madinah, Arab Saudi.
Kronologi Ancaman Bom Terhadap Pesawat Saudia
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5251953/original/005283000_1749816509-WhatsApp_Image_2025-06-12_at_22.56.51.jpeg)
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Lukman F. Faisa telah menerima laporan dari PT. Angkasa Pura Indonesia terkait ancaman bom yang dikirim oleh orang yang tidak dikenal melalui surat elektronik (email) pada pukul 07.30 WIB. Dalam email tersebut, pengancam menyatakan akan meledakkan pesawat pengangkut 422 jemaah haji yang akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta.
“Dengan rincian penumpang laki-laki sebanyak 207 orang, dan penumpang perempuan sebanyak 235 orang,” kata Lukman dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Pada Selasa, 17 Juni 2025, pukul 10.55 WIB, pesawat udara tersebut telah mendarat di Bandar Udara Kualanamu, Medan dan diarahkan parkir di isolated parking position. Pihak Bandara Kualanamu selanjutnya mengevakuasi seluruh penumpang dan Tim Jihandak diterjunkan untuk menyisir keberadaan bom di dalam pesawat tersebut.
Kemenhub terus berkoordinasi dengan seluruh operator penerbangan, Komite Keamanan Bandar Udara dan pihak terkait lainnya hingga kondisi aman terkendali.