NOAHS WISH — Tokyo – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berencana mengumumkan pengunduran dirinya pada akhir Agustus 2025. Informasi ini dilaporkan oleh surat kabar Mainichi pada Rabu (23/7/2025).
Ishiba menghadapi oposisi yang semakin besar dari dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpinnya. Ia sempat mengutarakan janjinya untuk tetap berkuasa meskipun koalisi yang berkuasa mengalami kekalahan telak dalam pemilihan majelis tinggi di Jepang pada 20 Juli.
Menurut harian Yomiuri, Ishiba mengatakan kepada rekan-rekan dekatnya pada malam 22 Juli bahwa ia akan menjelaskan bagaimana ia akan bertanggung jawab atas kekalahan pemilu tersebut setelah solusi negosiasi perdagangan tercapai, dikutip dari laman Straits Times, Rabu (23/7).
Dalam sebuah unggahan di Truth Social yang diposting pada 23 Juli di Asian Hours, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia baru saja menyelesaikan kesepakatan “besar” dengan Jepang yang mencakup investasi sebesar USD 550 miliar ke Amerika Serikat.
Menanggapi unggahan Trump tersebut, Ishiba mengatakan ia siap untuk bertemu atau berbicara melalui telepon dengan Trump setelah mendapatkan penjelasan detail dari negosiator perdagangan terkemuka Jepang, Ryosei Akazawa, yang telah berada di Washington D.C untuk perundingan perdagangan.
“Saya tidak bisa mengatakannya sampai saya memeriksa hasil perjanjian tersebut,” kata Ishiba.
Tantangan yang Dihadapi Jepang
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4954859/original/047159500_1727432789-Untitled.jpg)
Ishiba juga menekankan perlunya menghindari kekosongan politik karena Jepang menghadapi tantangan, termasuk negosiasi perdagangan yang sulit dengan AS, yang akan berdampak besar pada ekonomi yang bergantung pada ekspor.
“Saya akan tetap menjabat dan melakukan segala daya saya untuk memetakan jalan menuju penyelesaian tantangan-tantangan ini,” kata Ishiba dalam konferensi pers pada 21 Juli, menambahkan bahwa ia bermaksud untuk berbicara langsung dengan Trump sesegera mungkin dan memberikan hasil yang nyata.
Ishiba diperkirakan akan bertemu dengan tokoh-tokoh penting partai berkuasa pada 23 Juli untuk membahas hasil pemilu.